Sentani – Generasi penerus bangsa tidak boleh lupa dengan sejarah, termasuk sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia, salah satunya peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang dikenal sebagai G 30 S/PKI.
Hal ini disampaikan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 1701-10/Depapre Sertu Hamim Punimin memberikan wawasan kebangsaan kata pengantar di hadapan ratusan siswa, bertempat di halaman SMP N 1/Depapre, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Senin (30/9/2024).
Dalam keterangannya, Babinsa Sertu Hamim Punimin menyampaikan bahwa sejarah tersebut harus dijadikan pelajaran berharga, yang mana agar peristiwa tragis tersebut tidak terulang kembali di masa mendatang.
“Melalui kegiatan ini diharapkan agar generasi muda bisa mengerti dan memahami sejarah perjalanan bangsa, bahwa bangsa ini pernah mengalami peristiwa kelam adanya pemberontakan G 30 S/PKI tanggal 30 September 1965,” tegasnya.
Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 di lakukan oleh Kelompok PKI yang berusaha untuk merubah Ideologi Pancasila menjadi paham komunis, dengan cara menculik dan membunuh Jendral TNI dan seorang Pama TNI 59 Tahun yang lalu.
“Rencana gerakan ini telah dipersiapkan sejak lama, puncaknya pada tanggal 30 September 1965. PKI melakukan aksi penculikan dan pembunuhan 6 jenderal dan seorang pama di daerah Halim Perdanakusuma Jakarta,” ungkapnya.
Babinsa Sertu Hamim menambahkan bahwa, pengkhianatan yang dilakukan oleh gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI), menjadi sejarah yang tak terlupakan oleh bangsa Indonesia sampai sekarang ini. Akibat dari aksi G 30 S/PKI menjadikan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
“Pentingnya generasi muda sadari, bahwa negara Indonesia melarang paham ateisme atau tidak bertuhan. Kegagalan upaya yang dilakukan oleh gerakan PKI membuktikan bahwa Pancasila tidak bisa tergantikan oleh ideologi apa pun,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Sekolah Ibu Martina Yarisetsouw menyampaikan ucapan terima kasih kepada Babinsa, hal ini salah satu bentuk komunikasi antara pihak Sekolah SMP N 1 Depapre dengan TNI, khususnya Koramil 1701-10/Depapre sebagai bentuk pembelajaran dan pemahaman tentang sejarah kelam bangsa Indonesia kepada murid kami.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Babinsa yang sudah memberikan wawasan tentang sejarah. Siswa saat ini kebanyakan lahir tahun 2000 ke atas, sehingga banyak yang tidak paham tentang sejarah kelam bangsa Indonesia. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa dapat memahami dan mengerti tentang bahaya laten atau komunis,” tutup Ibu Martina. (Redaksi Papua).
3000 84 kali dilihat, 138 1 kali dilihat hari ini