TOPS BERITA,Brebes – Bangsa Indonesia tiap tanggal 28 Oktober memperingati hari Sumpah Pemuda yang merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui sebuah putusan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928. Ikrar ini adalah pernyataan kebangsaan pemuda pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan ialah Indonesia,hal tersebut dikatakan Batis Reka Guliwan,dalam acara Talk Show memperingati Sumpah Pemuda dengan Tema Semangat Persatuan dan Kesatuan Bangsa yang digelar SMK Muhammadiyah Satu Bumiayu di Hanggar pada,Senin,28/10/2024.
Talk show dengan moderator Maya Dayuningsih Setiawan selaku Sekretaris Umum IPM SMK Muhammadiyah Satu Bumiayu tersebut menghadirkan 2 narasumber yakni Batis Reka Guliwan dan Aenad Al Mubarik,keduanya merupakan tokoh muda yang pernah mengenyam pendidkan di SMK Muhammadiyah.
Batis Reka Guliwan alumni SMK Muhammadiyah Satu Bumiayu tahun 2018 dan sekarang sedang menempuh pendidikan S2 Ilmu Politik di Universitas Jenderal Soedirman sedangkan Aenad Al Mubarik merupakan alumni SMK Muhammadiyah 1 Sirampog yang juga mahasiswa S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Dihadapan siswa siswi SMK Muhammadiyah Satu Bumiayu,Batis Reka Guliwan mengatakan latar belakang terjadinya peristiwa Sumpah Pemuda bermula dari kesadaran para pemuda untuk bersatu sebagai suatu bangsa, yang akhirnya menandai perubahan pandangan dari perjuangan kedaerahan menjadi perjuangan nasional,jelas Batis.
Selain itu,beberapa faktor yang menjadi latar belakang Sumpah Pemuda,meliputi politik etis,yang memunculkan wawasan berbangsa kaum muda mudi terpelajar akan ide-ide dan gagasan kebangsaan,ungkap Batis.
Berdirinya organisasi kepemudaan yang melahirkan semangat persatuan. Beberapa faktor ini membuat para pemuda menyadari bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan tidak akan efektif melawan penjajah yang kuat. Kesadaran pemuda untuk berubah memperbaiki bangsa dan negara adalah dengan bersatu,tegasnya.
Sementara Aenad Al Mubarik ‘’makna Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 seharusnya terus diperbarui agar bisa sesuai dengan perkembangan zaman. M. Yamin, Amir Sjarifuddin, Sugondo Djojopuspito, WR Soepratman, Johanes Leimana, dan pemuda lainnya berhasil memberikan pondasi yang kuat bagi generasi-generasi muda Indonesia. Mereka menanamkan semangat kesatuan,kebanggaan,serta keutuhan dalam Sumpah Pemuda’’
Dengan memaknai Sumpah Pemuda di era Digital melalui manfaat teknologi untuk menghasilkan karya yang inovatif,mengelola informasi dengan bijak dan melawan hoax. Menghargai dan menghormati orang lain,memelihara bahasa Indonesia dan bahasa daerah dan Bijak menggunakan media sosial,pungkas Aenad Al Mubarik.***
3000 270 kali dilihat, 138 6 kali dilihat hari ini