Kemenag Brebes Selenggarakan Kegiatan Focus Group Discussion Cegah Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Islam Tahun 2025

Brebes – Kantor Kemenag Kabupaten Brebes melalui Bimas Islam menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mematangkan sistem peringatan dini terhadap potensi konflik sosial berdimensi keagamaan. Kegiatan ini berlangsung di RM D’Angklo Brebes dan dihadiri 12 peserta terdiri unsur Kementerian Agama, Kelompok organisasi Islam seperti NU, Muhamadiyah, LDII, Persis, dan Komunitas Agama Islam.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes Dr. H. Abdul Wahab, S.Ag., M.Si dalam materinya menyampaikan agar seluruh masyarakat dapat melakukan penanganan konflik melalui 3 langkah yaitu, Pencegahan konflik, penghentian konfilik dan pemulihan pasca konflik.

 

“Upaya yang kita lakukan adalah identifikasi, deteksi dini paham, kelompok, mazhab serta aliran keagamaan dan melakukan cegah dini,” pungkasnya.

 

Abdul Wahab mengungkapkan bahwa deteksi dini konflik sosial keagamaan merupakan langkah strategis untuk mengidentifikasi potensi konflik sebelum terjadi dan mencegahnya sejak awal. Ia menegaskan bahwa konflik dan kerukunan merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

“Penguatan deteksi dini ini menjadi penting agar kita dapat mengambil langkah preventif dalam menjaga harmoni umat. Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, melainkan dikelola dengan bijak sebagai kekuatan bangsa, tokoh-tokoh agama berperan penting di dalam menangani konflik tersebut para penyuluh serta pihak-pihak keamanan dan juga pihak lainnya harus saling bekerjasama dalam mencari solusi dan tindak aksi yang terjadi di dalam masyarakat ” ujar H. Abdul Wahab.

 

Drs. H. Faedurrohim Kasi Bimas Kankemenag Brebes memaparkan penjelasnya Kegiatan FGD ini merupakan Monitoring langsung dari pusat dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes mendapatkan jadwal pelaksanaan yang hari ini dilaksanakan. Rabu (16/07/2025).

 

“Kita patut bersyukur bahwa di Kabupaten Brebes ini untuk konflik semacamnya masih aman terkendali tetapi kita harus tetap waspada agar ketika hal-hal tersebut terjadi kita bisa bersama-sama mencari solusi dalam menangani konflik tersebut “. paparnya.

 

Faedurrohim mengharapkan kepada para peserta yang hadir dan juga kepada para penyuluh ,agar bisa selalu menjalin kerjasama kepada masyarakat dan berbagai instansi terkait agar permasalahan- permasalahan yang ada di masyarakat terupdate dan bisa kita ketahui sebelum terjadi konflik yang tidak kita inginkan “. imbuhnya.

 

Giat diskusi berlangsung dan diakhiri dengan giat penandatangan pernyataan “KOMITMEN BERSAMA” yang diucapkan bersama-sama yakni “Dalam rangka Penguatan Cegah Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan dengan ini kami pimpinan atau atas nama pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam berkomitmen bersama diantaranya Tetap setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan memelihara Bhinneka Tunggal Ika serta Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Memupuk rasa toleransi dalam pergaulan sesama organisasi keagamaan, Menghindari kekerasan dalam upaya pemecahan masalah konflik keagamaan, dan Menghormati kearifan budaya lokal yang sudah hidup turun temurun di masyarakat.  Komitmen bersama ini dibuat dengan harapan kerukunan di antara organisasi kemasyarakatan keagamaan Islam terjalin erat. (Utsm)

Loading

You cannot copy content of this page