Tegal – Topsberita.com – Politeknik Purbaya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) serta Komisi X DPR RI menggelar lokakarya bertajuk “Workshop Purbaya 2025” di Grand Dian Hotel Slawi, Kabupaten Tegal.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat kompetensi digital berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bagi dosen dan mahasiswa di lingkungan pendidikan vokasi. Hal itu disampaikan sampaikan Ketua Panitia pelaksana Sri Lestari, M.M kepada awak media Selasa 23 Desember 2025.
Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, yang hadir sebagai pembicara kunci menyampaikan bahwa pendidikan vokasi adalah sektor yang paling tepat dalam merespons cepatnya perubahan teknologi. Namun, ia menekankan pentingnya sinergi triple helix—akademisi, pengusaha, dan pemerintah—dalam menyelesaikan persoalan di daerah.
“Tren pertanian dan produk unggulan daerah saat ini memerlukan sentuhan teknologi AI. Ini adalah keniscayaan bagi kemajuan individu maupun lembaga,” ujar Fikri.
Direktur Politeknik Purbaya, Muhammad Nursyams Hilmi, menambahkan bahwa penguasaan perangkat AI dalam bidang pembuatan konten dan pemasaran digital menjadi prioritas. Hal ini dilakukan agar lulusan vokasi tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan ekonomi digital.
Dalam sesi materi, Hilmi juga menyoroti tantangan mental di era digital, yakni fenomena brain rot, di mana kemampuan fokus seseorang menurun akibat paparan informasi instan yang melompat-lompat.
“Untuk melawannya, kita perlu melatih diri melalui deep reading guna membangun struktur berpikir yang kuat. AI bisa memberikan fakta dengan secepat kilat, tetapi AI tidak bisa memberikan logika berpikir dan pemahaman sebab-akibat yang mendalam. Kita tidak bisa memberikan perintah (prompt) yang cerdas kepada AI jika kepala kita kosong,” tegas Hilmi.
Senada dengan itu, Aditya Tegar Satria dari LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah mengingatkan mahasiswa agar tidak menunggu lulus untuk mulai berinovasi. Ia menekankan pentingnya menjaga etika dan jejak digital sebagai bentuk profesionalisme generasi muda.
Sementara itu, praktisi AI, Toto Sudibyo, membagikan teknik produktivitas bagi para wirausaha muda. Dalam memproduksi konten pemasaran secara massal, ia menyarankan penggunaan metode Pomodoro (25 menit bekerja, 5 menit istirahat) dan sistem batching untuk menjaga fokus.
“Gunakan prinsip kumpulkan dulu, unggah nanti. Jadwalkan waktu khusus untuk posting agar proses produksi tidak terganggu,” kata Toto.
“Lokakarya ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Melalui kegiatan ini, Politeknik Purbaya berkomitmen terus memperbarui kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi global guna memastikan kesiapan kerja para lulusannya”, Pungkasnya. (Tgh)
