Pemalang, – Topsberita.com Memasuki gerbang Pasar tradisional pengunjung seolah berada di zaman tempo dulu. Pernak pernik menu yang dijajakan di pasar tersebut bernuansa jadul yang bertempat di lapangan Sikemplang Desa Watukumpul. Kec, Watukumpul. Kab, Pemalang. Minggu (24/10/2021).
GEBOGAN itu sendiri artinya, “Sega jagung atau Nasi Jagung”. Suasana pasar kuliner Jawa tempo dulu semakin terasa, ketika tabuhan gendhing dan gamelan mengalun di area pasar. Di antaranya gethuk, cucur, embang, klepon, tiwul, cenil dumbek, legen, iwel-iwel, sega jagung. dengan lapak-lapak dari bambu dengan atap blarak aren.
Keberadaan pasar di apit kanan kirinya sawah, rimbunan pepohonan kian menambah kesan asri dan alami. Pengunjung semakin betah berkeliling pasar, membeli jajanan kemudian menyantapnya di pinggir sawah sembari melihat aktivitas pasar di pinggir kali permukiman pedesaan tersebut.
Pasar unik yang mulai ramai pengunjung, baik warga sekitar maupun daerah tetangga. Pasar yang buka pukul 08.00 Wib hingga sekitar 15.00 Wib sedikit pengunjung sengaja datang rombongan untuk sekadar mencicipi aneka jajanan pasar tradisional.
Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, S.T. M. Si. mengapresiasi keberadaan Pasar Watukumpul sebagai salah satu destinasi wisata di Watukumpul.
“Saya sangat bangga di Desa pelosok ini, anak mudanya kreatif dan mampu menggali potensi daerahnya untuk kebaikan bersama, ekonominya mulai menggeliat. Sekarang banyak warga dari daerah tetangga datang untuk memberikan masukan pendapatan melalui Pasar tradisional Sikemplang”, katanya.
Sidik Nugroho selaku kades berharap, semua elemen masyarakat bersama-sama memajukan desa watukumpul untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat. dulu Desa Watukumpul ini Desa tertinggal, Caranya dengan menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah, supaya menjadi destinasi wisata yang menarik.
Sementara itu, Riyati Wakil Ketua PKK menjelaskan Festival kuliner dengan konsep pasar tradisional zaman dahulu itu merupakan ide dari para pemuda Karang Taruna Desa watukumpul. dan nantinya akan di adakan tiap tahunnya dengan lokasi yang berbeda, kami ingin memberdayakan masyarakat dengan mengangkat potensi lokal dan menonjolkan kearifan lokal.
” Widianti, pedagang yang jualan di Pasar tradisional adalah warga setempat. Semua makanan yang dijual bahannya dari Desa ini, Sampai saat ini semua sumber dana dari masyarakat untuk masyarakat, dan inilah bentuk pemberdayaan masyarakat,” terangnya.
3000 410 kali dilihat, 138 2 kali dilihat hari ini