Brebes, Tops Berita – Diguyur hujan lebat, tebing yang berada di wilayah dukuh Kalipucung desa Galuh Timur Kec Tonjong Brebes longsor. Senin malam (13/2/2023)
Longsor tebing dengan panjang kurang lebih 30 meter dan lebar 15 meter mengakibatkan akses desa Galuh Timur menuju dusun Kalipucung maupun sebaliknya putus.
Pasalnya, material longsor tebing menerjang jembatan darurat swadaya masyarakat desa Galuh Timur Kec Tanjung Brebes.
Sekretaris Desa Galuh Timur, Muhajir membenarkan bahwa ada longsir tebing di dusun Kalipucung, desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.
Menurut Muhajir saat di hubungi Tops Berita melalui telepon menjelaskan, hujan lebat semalam memicu longsor tebing di dusun Kalipucung, desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.
“longsor terjadi sudah kesekian kalinya. Warga desa Galuh Timur secara swadaya membuat jembatan darurat”, kata Muhajir.
Lanjut Muhajir, setelah diguyur hujan lebat tebingnya longsor menerjang jembatan darurat swadaya warga akibatnya jembatan mengalami ambles.
Muhajir menambahkan, sebelumnya tebing longsor di wilayah desa Galuh Timur pernah terjadi. Pihak pemerintah desa Galuh Timur sudah melaporkan ke Kecamatan Tonjong.
Lebih lanjut, Muhajir melalui pesan WhatssApp menyampaikan upaya yang akan dilakukan yakni membuat lagi jembatan darurat.
Sementara itu, disampaikan Danramil 09 Tonjong Kodim 0713 Brebes melalui Babinsa Galuh Timur Serda Beni, bahwa longsor tebing sepanjang kurang lebih 30 meter dan lebar 15 meter. Material longsor tebing menerjang jembatan darurat swadaya warga (10×2 meter) sehingga memutus aktivitas warga dari Desa Galuhtimur ke Dusun Kalipucung maupun sebaliknya.
“Longsor tebing saat ini merupakan yang ketiga kalinya. Pemicunya adalah hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin sore (13/2) sampai dengan malam hari. Sehingga mengakibatkan tanah tebing menjadi labil dan terjadilah pergeseran tanah oleh tekanan air.” beber warga asli Dusun Karangasem RT. 01 RW. 06, tetangga Dusun Kalipucung setelah melewati jembatan kayu Kali Belang di bawah rel kereta api.
Dengan rusaknya jembatan darurat itu, maka Museum Purbakala Situs Bumiayu-Tonjong (Buton) dan juga Candi Gagang Golok yang keduanya terletak di Dusun Kalipucung, sementara tidak dapat diakses.
Lanjut Beni, Saat ini pilihan warga untuk menjangkau fasilitas umum di wilayah Kecamatan Tonjong dan Bumiayu hanya dengan berjalan kaki. Melintasi jembatan kayu di atas Kali Belang di bawah jembatan rel kereta api, kemudian naik sepeda motor/mobil yang di parkir inap di lapangan bola voli di Dusun Karangasem RT. 04 RW. 06.
Saat ini juga sepeda motor dilarang oleh pihak PT. KAI Daop 5 Purwokerto, untuk melintasi jembatan kayu sepanjang 230 meter di bawah jembatan kereta api di Kali Belang.
Alasannya adalah faktor keamanan dikarenakan kondisi kayu jembatan kayu yang dibuat oleh PT. KAI Daop 5 Purwokerto untuk mengontrol jembatan utama KA itu, kondisi kayunya sudah lapuk.
“Jembatan kayu di bawah rel KA di atas Kali Belang itu juga licin saat dilintasi sepeda motor, terlebih berada di ketinggian kurang lebih 50 meter dari dasar kali,” sambungnya.
Untuk mencegah warga agar tidak nekat melintasi jembatan kayu di bawah rel kereta api itu, babinsa bersama pihak terkait melarang keras sepeda motor melintasi jembatan tersebut.
Saat ini warga Kalipucung berharap segera dibuat jalan permanen yang aman untuk memperlancar segala aktivitas warga, terlebih di dusun mereka ada obyek wisata.
Pasalnya, sejak tahun 2019 silam saat badan jalan aspal longsor (longsor pertama), kendaraan roda empat sudah tidak bisa masuk ke Dusun Kalipucung.
Dampak ekonomi juga telah dirasakan warga Kalipucung, yaitu harga kebutuhan pokok menjadi lebih mahal atau dua kali lipat. Belum lagi jika ada urusan darurat seperti persalinan, mobil ambulan jelas tidak bisa masuk pedukuhan.***
3000 753 kali dilihat, 138 2 kali dilihat hari ini