Kisah Istri Setia di Brebes Rela Dorong Kursi Roda Tempuh 10 Km, Shintya Sandra Kusuma Prihatin

Demi sang suami, Aan rela mendorong kursi roda menempuh 10 km.

Brebes, Tops Berita – Tidak sedikit warga Brebes yang turut prihatin dan menaruh simpati melihat kondisi yang menimpa wanita muda asal desa Kertabesuki Kec. Wanasari Brebes.

Adalah Aan Diniyati (40), sebelumnya sempat viral setelah rela berjalan sekitar 10 km dengan mendorong kursi roda sang suami tercinta yang sedang sakit

Aksi heroik Aan saat tayang pada media mengundang simpati warga Brebes. Dia (Aan) sengaja mendorong kursi roda sejauh 10 km bolak balik ke RS Bhakti Asih mengantar suami yang sedang sakit.

Kisah pilu wanita setia itu mengetuk hati warga Brebes untuk turut simpati dan peduli. Selain tetangga, sejumlah warga Kota Brebes juga berdatangan untuk memberikan bantuan.

Salah satunya Shintya Sandra Kusuma. Mbak Shintya sapaan akrabnya. Adalah salah seorang pengusaha muda asal Brebes.

Lantaran merasa prihatin, Shintya bersama suaminya Derry Ganda Pemberian Isaias Ahasywaros Silalahi datang memberikan bantuan berupa uang tunai hingga paket sembako.

“Saya turut prihatin melihat warga Brebes, Aan kondisinya seperti ini. Membaca berita, dia bolak balik 10 Km ke RS Bhakti Asih mendorong kursi roda. Kami ke sini memberikan sedikit rezeki agar Ibu bisa fokus merawat pak Rohman,” kata Shintya. Senin (12/6/2023).

Kepala Dusun 1 Desa Kertabesuki, Wanasari, Brebes, Didi Suwandi mengatakan keluarga Aan memang tergolong warga miskin.

Bahkan telah terdaftar sebagai penerima bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Selain juga sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai penerima bantuan iuran.

Kepesertaan BPJS Kesehatan atas nama Nurohman untuk berobat gratis ke RS Bhakti Asih, Brebes.

Menurutnya, pihak RT, RW dan kader kesehatan hingga pemerintah desa sudah sering kali memberi saran, menawarkan bantuan untuk mengantar berobat, namun selalu menolak.

“Dia tidak mau sama sekali. Tapi tetap Rabu besok, mobil siaga akan kami siapkan. Kalau memang (kursi roda) mau, perangkat pun siap mendorong bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” ungkapnya.

Sementara itu, Aan Diniyati (40) mengaku sejak 2018 berjalan mendorong kursi roda sejauh 10 kilometer bolak-balik mengantarkan suaminya Nurohman (56) dari rumahnya Desa Kertabesuki berobat ke RS Bhakti Asih, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Karena tak memiliki uang beli bensin dan tak ingin merepotkan orang lain, menjadi alasan Aan dan Nurohman enggan menggunakan mobil siaga  pemerintah desa. Nurohman mengalami sakit gagal ginjal dan harus cuci darah rutin setiap Rabu dan Sabtu.

Karena kakinya bengkak, membuat Nurohman hanya bisa terbaring di tempat tidur dan menggunakan kursi roda. Sepasang suami istri menempati rumah yang tidak layak huni dengan alamat RT 05, RW 01 Kertabesuki. Mereka hanya tinggal berdua, sementara anaknya yang kelas 1 SMP tinggal di panti asuhan.

Pengakuan Aan, Dia sudah sejak 2018 melakukan kegiatan mendorong kursi roda mengantar suaminya berobat. Sudah menjadi keputusan berdua enggan merepotkan orang lain.

“Sudah keputusan berdua, tidak mau naik mobil siaga. Kata suami lebih nyaman istri sendiri yang angkat. Kalau orang lain akan merepotkan tenaga orang lain,” ucapnya.

Aan mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia harus berkeliling kampung hingga pasar untuk mengamen. Uang hasil mengamen sehari bisa terkumpul Rp 50.000 hingga Rp 60.000 sehari. Uang itu hanya cukup untuk biaya makan.

“Sebenarnya mengamen juga tidak boleh sama suami, karena sendirian di rumah. Tapi terpaksa buat makan. Saat saya pergi ngamen suami saya kunci dari luar rumah,” pungkasnya.***

3000 778 kali dilihat, 138 4 kali dilihat hari ini

You cannot copy content of this page